Apa yang paling
menyedihkan dari jatuhnya hujan?
Apa yang paling
mengecewakan dari datangnya malam?
Apa yang sungguh
membuat gila selain hujan yang mendatangkan bah...dan malam yang melenyapkan
cahaya emas matahari.
“Cinta
itu menguatkan, bukan melemahkan”
Kalimat yang pertama
kali aku dengar di gelapnya ruang dan dirimu yang terlihat hanya keresahan.
Dialog dari sebuah film yang membuatku paham, bahwa mencintai bukan suatu hal
yang harus disalahkan dan dijauhkan. Bahwa mencintai adalah konsep ketuhanan
menujuNya.
Dan ketika malam-malam
yang lain berlalu, kau memilih satu malam yang berlalu itu untuk membanjiri
pipimu dengan linangan arus kuat dan isak itupun membahana. Kau mengucapkannya
berulang-ulang kali membuatku muak dan harus menghentikanmu.
Seperti lemari pakaian
di dalam kamarmu, kau memiliki kotak-kotak yang tersusun rapi untuk menyimpan
segala cerita tentang dirimu. Kau memiliki kuasa penuh untuk meletakkannya dan
membawanya keluar, tak peduli apakah keputusanmu menimbulkan luka yang telah
lama kering.
Aku mencari aku dalam
kotak-kotak itu. Tatapan ku pertajam dengan setiap inci sudut-sudut kamarmu.
Dimana aku diletakkan. Dibawah tempat tidur, di sebelah meja belajar, di bagian
bawah lemari pakainmu, setumpukan pakain kotormu atau mungkin tersembunyi di
bawah selimutmu. Tidak ada, aku tidak berada dalam kotak-kotakmu.
Hingga aku sadar,
kotak-kotak berisi cerita itu mungkin tidak berada dalam kamarmu. Yah benar
saja, kotak berisi aku itu aku temukan di kamar belakang rumahmu atau saya
katakan saja sebuah ruangan yang dinamakan gudang di antara tumpukan
barang-barang bekas dan perkakas rumah. Kotaknya reok termakan rayap, warnanya
suram dan penuh debu. Iyaaa... mungkin tempatku memang jauh darimu.
Jangan keluarkan aku
dari kotak dan gudang bekasmu, karena dalam beberapa tahun ke depan aku akan
menjadi sangat mahal dan disaat itu, maka kau akan bangga dengan memilikiku
sepenuhnya. Dan aku akan dengan senang hati berada di kamarmu menemanimu di
saat kau tertidur atau bermai game atau apa saja.
Aku tidak ingin seperti
Zorro seorang bertopeng yang setiap kali pergi meninggalkan bekas di dada. Aku
juga tidak ingin seperti Robin Hood yang kedatangannya selalu dinantikan oleh
rakyat jelata dan ditolak oleh kaum bangsawan. Aku ingin seperti diriku saja,
kadang sederhana kadang rumit dan kadangkala juga sangat biasa saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar