Jumat, 13 Desember 2013

Ini Bukan Sekedar Kisah Kita



The close we are the more they give us an attention.
 And even we were not in same line, it’s not make them run away from us.
 You can see it from their eyes

Sejarah kehidupan manusia menggambarkan dengan jelas bagaimana masyarakat membangun relasi bersama dalam upayanya membentuk sebuah komuni yang ideal. Apabila komuni-komuni tersebut dikerucutkan, maka setiap individu berhak memliki pasangan yang menurutnya ideal. Setidaknya, dari pengantar di atas kita dapat berfikir bahwa perilaku manusia dalam membangun relasi tidak berakhir pada sebuah kepentingan satu kelompok, tetapi akan berdampak pada kepentingan kelompok-kelompok yang lainnya.
Begitu pun dengan kisah kita, bahwa apa yang kita bangun tidak melulu berbicara tentang dirimu dan diriku. Lebih kompleks dari sebuah proses fotosintesis, relasi kita akan mempengaruhi banyak orang. Mereka yang memiliki harapan tentang kita dan mereka yang memiliki kebencian tentang kita. Bahwa apa yang kita konstruk pada malam itu melalui cerita-cerita yang mendalam sesungguhnya adalah sebuah kisah tentang mereka yang selalu ada dibalik suka cita yang kita alami, mereka yang terus memberikan api semangat tentang kejamnya hidup, mereka yang seringkali menumpahkan bunga-bunga es ketika jiwa ini penuh amarah dan mereka yang selalu mengatakan ‘Iya’ pada saat kita sangat pesimis. Kisah ini bukan hanya milik kita, ini juga milik mereka...dan itu dapat kita lihat dari pancaran matanya.
Pernah suatu ketika dikala gerimis tidak lagi mampu berubah menjadi deras dan setiap butirnya hanya seperti setetes keringat disaat wanita malam dan pria hidung belang sedang bercumbu di balik gerobak, kau tak sanggup menjawab pertanyaanku tentang ‘kebenaran’ hari ini. Dirimu hanya terdiam dan sesekali kupaksa untuk meraih jawaban yang diinginkan, tetapi dirimu tetap membisu. Entah bagaimana untuk meluapkan emosi ketika itu, bahwa saya harus bersabar dengan hal seperti ini. Jangan khawatir, saya selalu mengatakan setelah Nabi Ibrahim pada zaman kenabian maka saya adalah lelaki tersabar setelahnya. Itu sebelum saya membaca kisah seorang Nelson Mandela beberapa hari yang lalu. Kata-katamu untuk membela selalu terlintas dan memberikan goresan yang menganga, “sesuatu yang diraih dengan mudah, selalu saja terlepas dengan mudah”. Cobalah untuk membuka kembali lembaran-lembaran masa lalu dan ingat baik-baik. Bahwa aku telah lama ada dan memperhatikan dirimu hingga saat saya dipaksa untuk meninggalkan kota itu.
Selain luka yang menganga selalu ada sisi dibalik hal yang pahit, yaitu motivasi. Kata-katamu itu memberikan saya sebuah pencerahan dalam bilik tak berdinding, bahwa hidup memang tidak selalu tertawa dan menangis. Bahwa hidup tidak sekedar hitam dan putih. Dan hingga saat itu tiba, ketika burung-burung di pematang sawah sedang menikmati butir-butir padi sambil bernyanyi riang maka akan kukenakan lingkaran emas itu jari tanganmu. Dan ketika masa itu terjadi, kau dapat melihat pancaran mata orang-orang disekelilingmu yang semakin besar dan terang. Pancaran kebahagian, pengharapan dan kesukaan pada diri kita berdua. Yaghhh..kisah ini bukan hanya milik kita tapi ini milik semesta.
Jangan biarkan mereka terluka seperti yang lalu-lalu. Jangan biarkan kelopak mata itu menelan sinar mata mereka dan jangan sekali-kali mengabarkan kepada mereka tentang cinta yang tertindas oleh kepalsuan dan kesenangan semu.
Ada seorang ibu disana yang terkadang salah menyebut namamu tapi tidak pernah salah akan mengucapkan harapannya. Dia memanggilmu dengan nama yang berbeda, tetapi untukku wujudmu lebih penting dari sekedar namamu yang agak susah beliau lafalkan. Juga ada seorang kakak yang selalu antusias ketika aku berbicara tentang dirimu. Beliau mengundangmu untuk berkunjung ke rumah hijau ini. Ada juga seorang bocah kecil berusia 5 tahun yang sekali melihat fotomu kemudian bertanya tentang keberadaanmu. Dan senangnya, dia memanggilmu tante. Seorang sahabat dan saudara juga memberikan apresisai tentang dirimu, bahwa segeralah membawanya ke pelaminan. Jangan lupa seorang adik untukku dan kakak untukmu, yang sedianya memberikan kita kabar ketika angin dan jarak terlalu kuat untuk dikalahkan. Dan seorang ayah yang kau temui ketika itu. Ketika kau berhujan-hujanan sambil memegang sekantong buah. Harapannya sungguh besar untuk segera mengajakmu bergabung dalam kapal induk yang beliau nahkodai. Yaghhh...kisah ini bukan hanya milik kita...
Seberapa dekat dan jauhnya diri kita sebenarnya tidak mengurangi perhatian mereka semua terhadap kisah kita. Jangan membuatnya menjadi beban tetapi jangan juga mengacuhkannya.

Drink up with me now, and forget all about the pressure of day 
            Do what i say and i will make you okay and drive them away the images stuck in your head
(Elliot Smith...Between The Bars)

1 komentar: